Friday, August 22, 2008

IBU


Ibu ku merenung saat ku sendiri , ku teringat tentang apa yang telah lalu, saat aku anakmu tak berbakti padamu. Ibu sekali lagi ku merenung dalam tangis dan cucuran air mata ku teringat akan dosa-dosa ku yang telah menyakiti hati dan perasaanmu. Ibu begitu besar pengorbananmu untuk melahirkn aku ke dunia, mulai dari aku masih engkau kandung, sudah terasa beban yang engkau pikul sendiri.

Walaupun berat kau tetap tersenyum, walaupun lelah kau tak menyerah, walaupun pedih kau tetap bertahan. Sembilan bulan lamanya kau merawat aku dalam kandungan, sembilan bulan pula engkau berjuang untuk hidupku.

Setelah itu kau lahirkan aku kedunia ini dengan mempertaruhkan hidupmu sendiri, cucura keringat disertai hembusan nafasmu, linangan air mata dan lumuran darahmu menghantar aku lahir ke dunia ini dengan selamat, belum sempat kau melepas lelah kau pangku tubuhku yang masih merah, kau kecup keningku air mata jatuh membasahi wajahku, masih sempat kau tersenyum setelah bertaruh dengan kehidupan.

Setelah aku cukup besar kau didik aku agar menjadi anak yang sholeh dan berbakti, makin banyak keringat yang kau keluarkan untuk ku, makin banyak beban yang kau terima dari ku, tapi kau tetap tersenyum tanpa mengeluh sedikit pun.Tetapi apa yang terjadi setelah aku beranjak dewasa, akibat pergaulan yang kurang baik, hanya beban yang ku berikan padamu, hanya pedih yang terasa di hatimu, pernah aku mengumpatmu, pernah aku berkata kasar padamu, pernah aku membuatmu menangis, karena ahklaq dan perilaku yang sangat tidak baik dari anak pada ibu nya

Ibu untuk itu aku mohon ampun atas dosa dan segala perbuatan yang pernah menyakiti hatimu. Ibu aku belum bisa membahagiakanmu, aku belum bias memberikan yang terbaik bagimu.


Ibu satu lagi yang ingin ku minta darimu “ Ridhoilah Aku Sebagai Anakmu”